Prestasi Dosen dan Mahasiswa UWM Yogyakarta Meningkat Tajam
YOGYAKARTA – Prestasi akademik dan non-akademik di lingkungan dosen maupun mahasiswa Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta terus meningkat. Peningkatan ini sebagai bagian penting dalam proses mencapai kampus yang unggul dalam budaya.
Dalam pidato Dies Natalis ke-40 UWM Yogyakarta di Kampus Terpadu Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping Sleman, Rektor UWM Yogyakarta Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec menyatakan, peningkatan akademik bisa ditandai penerbitan buku dari para dosen. Bila pada periode 2020/2021, terbit sebanyak 12 buku, pada periode berikutnya jumlah buku yang terbit naik dua kali lipat. “Sebanyak 26 buku diterbitkan pada tahun akademik 2021/2022 atau meningkat 116,7%,” ungkap Prof Edy Suandi, Jumat (7/10/2022).
Ia meneruskan, peningkatan juga terjadi dalam publikasi jurnal internasional dan hak intelektual (Haki). Publikasi internasional naik dari 3 publikasi menjadi 12 publikasi atau naik 300%. “Dalam bidang HAKI juga mengalami kenaikan sebesar 425% dari 4 HAKI menjadi 21 HAKI,” tegas Prof Edy Suandi.
Dari segi kualifikasi dosen, saat ini ada 18 dosen berkualifikasi doktor atau 20,68 % dari keseluruhan dosen yang ada. Angka ini sudah di atas rata-rata doktor di PT Indonesia yang baru 15, 58%.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, UWM Yogyakarta menambah perbendaharaan pelayanan dengan membuka pasca sarjana hukum atau program magister hukum. “Magister hukum menjadi program perdana untuk meluluskan sarjana strata dua,” katanya.
Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Humas, Kerja Sama, dan Kebudayaan, lanjut rektor, capaian prestasi mahasiswa dalam bidang olah raga taekwodo. Atlet taekwondo Do Basusena meraih 1 medali emas, 3 medali perak, dan 1 medali perunggu dalam kejuaraan daerah antarmahasiswa. Trio Bagus Wara dari Mapawima meraih JQR River Resque.
“Bidang kerja sama mencatat kegiatan kerja sama antarperguruan tinggi dalam negeri dan perguruan tinggi internasional. Antara lain kerjasama UWM dan Northern Illinois University (NIU) Amerika Serikat (AS),” ujarnya.
Adapun jumlah alumni atau lulusan UWM yang terus menjalin komunikasi dengan almamater tercatat sebanyak 9.479 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Berkaitan dengan hari jadi ke-40, Prof Edy Suandi menyatakan, UWM Yogyakarta memasuki usia yang cukup dewasa bagi perguruan tinggi di Indonesia, namun masih relatif muda jika dibandingkan dengan perguruan-perguruan tinggi di dunia.
“Dies Natalis ke-40, kami pandang sebagai momentum mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyelenggaraan UWM Yogyakarta secara konsisten bisa memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Kamis Legi
UWM Yogyakarta didirikan pada Kamis Legi,7 Oktober 1982 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KPH Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono X).
Sebagai kampus berbasis budaya, UWM Yogyakarta memiliki keunggulan yang bisa menjadi pembeda dengan universitas lain di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun universitas di Indonesia.
Sebagai kampus yang berbasis budaya, menurut Prof Edy Suandi, UWM Yogyakarta mengemban amanah luhur dalam membentuk jati diri bangsa bernilai budaya. Yakni, Bermoral, Beretika, dan Bermartabat. Nilai budaya tetap dibutuhkan di tengah berjalannya waktu, karena terjadi perubahan waktu menyebabkan adanya perubahan pada perilaku manusia dan jika tidak dikuatkan dengan budaya akan semakin berbahaya.
“Perubahan tersebut tidak hanya disebabkan adanya perubahan waktu, namun juga disebabkan oleh adanya perubahan teknologi yang bisa berdampak terhadap perubahan perilaku manusia, perubahan industri, termasuk industri pendidikan,” kata Prof Edy Suandi Hamid.(*)