Moda Pembelajaran Biologi di Sekolah Pasca Pandemi

0

Prof. Dr. Paidi.

YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 menimbulkan masalah megadimensional. Pandemi ini secara signifikan menimbulkan permasalahan bagi semua lapisan masyarakat, semua suku, agama, bangsa. Bahkan semua bidang kehidupan manusia.

Namun, ada beberapa hikmah yang bisa dipetik di balik mega-musibah tersebut. Salah satunya, dialami dalam dunia pendidikan. Hampir semua guru/dosen ‘dipaksa’ mampu menyelenggarakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring tampaknya akan dilakukan guru. Bahkan menjadi trend moda pembelajaran pada pasca-pandemi Covid-19 pada masa mendatang. Alasannya, lebih praktis, hemat waktu, dan beberapa aspek fisibilitas yang dijanjikan dalam pembelajaran daring, menjadi alasan utama, termasuk bakal digunakan untuk pembelajaran daring pada masa mendatang.

Hal tersebut dijelasakan Guru Besar Bidang Strategi Pembelajaran Biologi Prof. Dr. Paidi di UNY, Selasa (12/04/2022). Menurut Prof. Paidi, masih terdapat beberapa permasalahan terkait karakteristik pembelajaran daring untuk beberapa mata pelajaran (disiplin ilmu). Termasuk mata pelajaran biologi di SMA, sehingga perlu ada pertimbangan dan pemikiran tersendiri.

“Pelaksanaan pembelajaran biologi yang sesuai prinsip dan hakikat pembelajaran sains, yang mengandalkan hands-on activities, perlu dipertimbangkan untuk diakomodasi dalam tren pembelajaran pasca pandemi tersebut,” jelas Prof. Paidi.

Untuk itu, lanjut Prof. Paidi, perlu dilakukan kajian dan diskusi untuk menemukan solusinya agar pembelajaran daring bisa mengakomodasi dan/atau mengarah pada prinsip pembelajaran biologi yang sebaik mungkin.

Pemanfaatan objek dan persoalan biologi dalam pembelajaran biologi perlu diupayakan tetap terjadi melalui berbagai modifikasi. Rekaman, tiruan, dan animasi objek dan persoalan biologi perlu semaksimal mungkin diidentifikasi, diorganisasi, dan dimanfaatkan sebagai bentuk modifikasi objek dan persoalan nyata untuk pembelajaran biologi pada pasca-pandemi Covid-19 ini.

Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY ini mengatakan, pendidikan abad ke-21 mengarah pada dihasilkannya siswa yang mampu menerapkan teknologi melalui literasi digital, kreatif, berpikir kritis, dan memiliki keterampilan interpersonal dan sosial yang sangat baik. Karenanya, kurikulum Biologi di SMA/MA juga harus mengakomodasi materi dan kegiatan pembelajaran yang mampu membekali dan melatih keterampilan abad ke-21. Antara lain, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, sikap ilmiah, dan nilai-nilai afektif lainnya yang relevan.

“Guru biologi juga harus siap dan mampu merancang kegiatan pembelajaran yang potensial mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada para siswa-siswanya,” paparnya.

Ke depannya, biologi perlu berintegrasi dengan pengetahuan/disiplin ilmu lain, seperti teknik, ilmu komputer, fisika, kimia dan matematika untuk memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah  sosial, lingkungan, energi, kesehatan, dan masalah global lainnya. Lingkungan pembelajaran pada abad 21 sangat berbeda dibandingkan suasa era industri. Abad 21 sangat kental dengan teknologi digital. Siswa era mileneal cenderung memilikli literasi digital lebih baik. merupakan  social  networker,  sangat senang bekerja secara individu maupun berkolaborasi dengan siswa lainnya.

Menurut Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang ini, pembelajaran biologi ideal sebelum era pandemi Covid-19 bercirikan pembelajaran biologi tatap muka (luring, offline) menggunakan objek dan persoalan biologi nyata (model/setting idealis). Penggunaan ICT hanya dalam konteks dan kondisi khusus, sebagai media/bahan belajar. Unsur context, content, dan contoh nyata pada pembelajaran ideal-konvensional ini dipandang sangat urgen untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan afektif siswa.

Sementara, pembelajaran biologi ala pandemi Covid-19 bercirikan pembelajaran biologi tatap maya (daring, online), menggunakan media dan bahan belajar yang semuanya tidak nyata, yang tersedia di dunia maya (model/setting pragmatis). Kepraktisan, fleksibilitas, efisiensi waktu, dan beberapa aspek fisibilitas yang dijanjikan dalam pembelajaran daring dapat dipadukan dengan pembelajaran luring memunculkan konteks alamiah dan aktivitas fisik.

Pria kelahiran 4 April 1967 ini menyimpulkan, model atau moda pembelajaran yang dipandang sesuai untuk pembelajaran biologi di SMA atau perguruan tinggi pada pasca-pandemi Covid-19 adalah menggunakan moda blended learning (kombinasi moda luring dan daring), berisi kegiatan hands-on dan minds-on, menggunakan objek/persoalan nyata dan/atau tiruan/model untuk kondisi/pertimbangan tertentu yang mengarah pada pengembangan scientific literacy, skills, dan attitude.

“Moda luring penting untuk membangun interaksi siswa dengan objek/persoalan nyata, dalam bentuk hands-on activities agar memperoleh content, context, dan contoh langsung/kontekstual tentang biologi Moda daring yang telah dirasakan kepraktisan dan fleksibilitasnya” kata Prof. Paidi.

Moda luring penting untuk memperkuat pola pikir dengan minds-on activites, yang ditunjang dengan media, bahan, dan sumber belajar berbasis ICT, secara lebih praktis dan fleksibel. Sentuhan setting kerja individual, kelompok, dan klasikal diperlukan dalam model atau moda tersebut, untuk memastikan ada kegiatan belajar dalam membangun kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan kemampuan lain yang terkait.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *