Jurusan Farmasi FIKes UNSOED Purwokerto Lahirkan 61 Apoteker Baru Lagi

0

61 Apoteker baru dilantik Unsoed Purwokerto secara daring dan luring.

PURWOKERTO –  Profesionalisme merupakan sebuah terminologi yang mengandung tanggungjawab tersendiri di dalamnya. Ada komitmen bersungguh-sungguh dalam menunjukkan kapasitas yang dilandasi pengetahuan, keterampilan, dan moral.

Layanan kefarmasian yang diberikan apoteker adalah mempraktikkan kompetensi yang dimiliki dengan berpegang pada nilai-nilai etika dan kemanusiaan. Amanah tersebut bisa memantik diri untuk senantiasa mengembangkan diri dengan senantiasa mengikuti perkembangan dinamika dan keilmuan kesehatan umumnya, serta khususnya di bidang kefarmasian. Selain itu, semua itu akan semakin mengasah kualifikasi yang dimiliki dan mengokohkan integritas diri dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan.

Hal tersebut disampaikan Rektor Prof. Dr. Ir. Suwarto M.S. saat Pengambilan Sumpah Apoteker Angkatan IX, Program Pendidikan Profesi Apoteker (PPPA) Jurusan Farmasi FIKes Unsoed, secara Hybrid (luring & daring) di Aula Lantai 2 Dekanat FIKes Universitas Soedirman (UNSOED), Selasa (05/04/2022). Ada 61 apoteker yang diwisuda dan lulusan terbaik pada periode ini adalah Apt. Dita Pramesti Javani S.Farm (IPK 3,98), Apt. Ardiyanti Annissa’ Utami dewi S.Farm (IPK 3,95), dan Apt.Euwis Nurhayati S.Farm (IPK 3,92).

Pada kesempatan tersebut, rektor juga berpesan untuk melakukan tanggungjawab sebagai seorang yang profesional dengan senantiasa berpegang pada standar kompetensi, kode etik profesi, dan aturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan.

“Kami berpesan pula, untuk selalu terbuka dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang didapatkan dalam proses bekerja, karena hal tersebut merupakan bagian dari memperkaya kecakapan dan kearifan kita dalam bekerja. Terakhir, senantiasa menunjukkan kinerja yang terbaik di mana pun berada sebagai bagian dari rekam jejak dalam karir profesional saudara,” pesan rektor.

Ketua Program Studi PPPA Farmasi FIKes UNSOED Dr.rer.nat Harwoko M.Sc.,Apt menyampaikan, jumlah Apoteker yang diambil sumpah pada hari ini adalah sejumlah 61 mahasiswa. Ini terdiri dari lima laki-laki dan 56 perempuan. Adapun predikat kelulusan adalah empat mahasiswa dengan predikat “Memuaskan”, 17 mahasiswa dengan predikat “Sangat Memuaskan”, dan 40 mahasiswa dengan predikat “Dengan Pujian”.

“Dari 61 apoteker baru, yang akan diambil sumpahnya telah menyelesaikan proses pembelajaran selama di PPPA dan berhasil lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) baik metode CBT dan OSCE. Mahasiswa PPPA Angkatan IX yang dinyatakan lulus UKAI adalah 94,6%”, ungkap Harwoko.

Pengambilan sumpah profesi Apoteker dipimpin Ketua Komite Farmasi Nasional apt.Drs.Bambang Triwara Sp.FRS. Bambang mengucapkan selamat dan bangga pada para Apoteker Baru, yang diambil sumpahnya dan dilantik pada saat itu. Mereka yang diambil sumpahnya akan menjadi bagian dari 100 ribuan apoteker di Indonesia. “Jumlah apoteker di Indonesia saat ini sudah diatas 100 ribu,” kata Bambang.

Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, sebagai apoteker wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dalam menjalankan praktek. Pengajuan STRA dilakukan secara daring, dalam upaya percepatan pelayanan penerbitan STRA kepada Apoteker, Komite Farmasi Nasional bersama Sekertariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia telah menggunakan aplikasi penerbitan STRA secara elektronik yang disebut ESTRA melalui aplikasi ktki.kemkes.go.id. “Aplikasi ESTRA terintegrasi dengan PDDikti”, jelasnya.

Perwakilan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Apt.M.Iqbal Yulianto MH.,Kes mengatakan, prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker merupakan model paling ideal. Satu-satunya pelantikan dan pengambilan sumpah yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Kesehatan RI yang melibatkan tiga pemangku kepentingan, yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili KFN, IAI sebagai organisasi profesi, dan universitas sebagai wakil institusi pendidikan.

Iqbal juga menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi apoteker, yaitu adanya organisasi Profesi IAI ini dimaksudkan mewujudkan apoteker yang professional, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.

“Saat ini, IAI sudah mengikuti revolusi teknologi 4.0 dalam memberikan pelayanan bagi anggota melalui aplikasi SIAP. Melalui aplikasi tersebut, apoteker bisa melalukan pendaftaran, cetak kartu anggota, pengajuan rekomendasi, pengajuan resertifikasi, dan lain-lain”, jelasnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia dan penandatanganan berita cara penyerahan apoteker sebagai tenaga kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaen Banyumas.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *