Ini Skema Pembayaran Utang Tridomain (TDPM) ke Kreditur
JAKARTA – PT Tridomain Perfomance Materials Tbk. (TDPM) mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan dana untuk mencicil utang kepada pemegang obligasi dan MTN sesuai dengan keputusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) tahun lalu.
“Pembayaran PKPU kami jatuh tempo tanggal 27 Desember 2023. Saat ini, kami sudah siapkan semua dana, hanya tinggal sedikit, jadi kami harapkan hari Jumat (22/12) kami bisa selesaikan dan target itu bisa tercapai. Ini adalah pembayaran ketiga di tahun kedua. Setelah itu, untuk pembayaran di tahun ketiga itu di Desember 2024,” ucap Presiden Direktur PT TDPM Anton Hartono seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan di Jakarta, pada Rabu (20/12/2023).
Dana tersebut, lanjut Anton sudah disiapkan oleh perusahaan yang sebagian bersumber dari kontribusi EBITDA anak (perusahaan). “Shareholder juga sudah komitmen, jadi kita tinggal selesaikan pembayaran,” ujarnya.
Saat ini, TDPM memiliki dua anak (perusahaan) yang masih aktif, yakni Petronika dan TDC. Namun, bisnis kedua perusahaan tersebut berhadapan dengan banyaknya produk Tiongkok yang akhir-akhir ini masuk dengan harga kompetitif.
“Kita belum full capacity dari kedua anak usaha itu. Untuk Tridomain itu full capacity-nya di 12.000 MT per tahun. Sementara, kita baru setengahnya di 4.000 MT per tahun. Tahun depan, kita akan naikan menjadi 8.000 MT per tahun, sehingga penjualan bisa meningkat. Begitu juga dengan anak usaha di Petronika, yang kapasitasnya 40.000 MT per tahun. Sedangkan kapasitas sekarang masih di sekitar 25.000 MT per tahun,” jelasnya.
Tahun depan, lanjut Anton, kapasitas anak perusahaan akan naik, sehingga secara konsolidasi EBITDA anak perusahaan akan naik. “Target EBITDA mencapai US$ 4 juta sampai US$ 4,5 juta di 2024,” terangnya.
Dia melanjutkan untuk pembayaran utang yang jatuh tempo pada 2025, bunganya mencapai 40%, Anton menilai jika hanya mengandalkan dari EBITDA saja tidak akan cukup. Oleh karenanya nanti di 2025 perusahaan memiliki rencana lain untuk mencari dana. “Mungkin pengeluarkan saham baru atau yang lain, tapi itu masih rencana,” tandasnya.
Selain itu, pada RUPS kali ini juga membahas rencana penambahan modal di perusahaan anak Tridomain (TDC). “Karena tahun lalu di 2022 Tridomain membukukan rugi yang cukup signfikan karena ada pencadangan piutang yang tak tertagih sejumlah US$ 49 juta, sehingga akibat dari kerugian 2022 ekuitas Tridomain terjadi minus U$ 7 juta,” terangnya.
Dalam posisi yang minus, terang Anton, membuat TDC tidak bisa bergerak untuk meminjam dana ke bank, sehingga membuat kredibilitas perusahaan kurang baik di mata perbankan. “Tapi di lain pihak, TDC memiliki hutang kepada holdingnya (TDPM). Nah, hutang itu akan diswap menjadi modal, tapi karena ada beberapa kekurangan dari hasil penilaian KJPP, sehingga belum disetujui OJK. Akibatnya, peningkatan modal itu, kami tunda. Jadi kami akan melakukan rapat lagi untuk peningkatkan modalnya dengan menggunakan buku September 2023, dan RUPS-nya akan dilaksanakan antara Feburari atau Maret 2024 paling cepat,” tuturnya.(*)