UMKM Menjadi Viral, Berkat Unggahan Video Mahasiswa KKN UNY
YOGYAKARTA – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi banyak memberikan kontribusi positif bagi warga. Terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Bantuan yang diberikan juga bervariasi, sesuai keahlian yang dimiliki para mahasiswa. Mulai dari bangunan fisik, skill, pelatihan dan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga pedesaan.
Salah satu mahasiswa UNY yang berkontribusi dalam program KKN adalah Hasna Huaida yang mengikutnya di Desa Kalinegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Mahasiswa program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan pemberdayaan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa berupa pembuatan kue lapis.
Menurut Hasna, pemberdayaan UMKM saat ini perlu digitalisasi, di mana para pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi digital dengan terjun ke dunia e-commerce untuk membantu pertumbuhan usahanya.
“Pelaku UMKM juga musti memahami strategi dan faktor pendukung keberhasilan usaha secara daring,” kata Hasna, beberapa waktu lalu (8/9).
Digitalisasi UMKM, lanjut Hasna, merupakan upaya mendigitalisasikan pemasaran produknya. Hal ini merupakan upaya perubahan perilaku dengan memanfaatkan teknologi digital.
Warga Kalinegoro ini melanjutkan, digitalisasi tidak membutuhkan banyak biaya dan bisa memperluas pasar sekaligus juga sebagai sarana sharing antar-UMKM. Dengan begitu, produk bisa lebih dikenal luas dan bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
Produsen kue lapis di Dusun Jati, Kalinegoro yang menjadi sasaran pemberdayaan mahasiswa KKN UNY adalah Siti Mulyani yang berjualan sejak awal masa pandemi. Kue lapis merupakan jajanan khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, tepung kanji, santan, gula pasir, garam, dan pewarna.
Menurut Siti, awal mula berjualan kue lapis karena suaminya terkena PHK. Untuk menjaga perekonomian, keluarga Siti mulai membuka usaha berjualan kue lapis. Siti memaparkan cara membuat kue lapis adalah kelapa diparut dan dibuat santan. Kemudian tepung terigu dan gula dicampurkan, diberi garam, vanili serta santan. Lalu masukkan dalam loyang dan dikukus hingga matang. Setelah matang kue lapis dipotong-potong sesuai ukuran dan diberi plastik agar tetap higienis.
Siti meneruskan, satu loyang kue lapis dijual seharga Rp 16.000,-. Sedangkan untuk per potongnya dihargai Rp 800,-.
Salah satu konsumen kue lapis Siti, Ayu Sekar mengatakan, dirinya sering membeli kue lapis buatan Siti karena enak dan harganya cukup murah. “Kue lapisnya lembut, manisnya pas dan tidak membuat batuk” kata Ayu Sekar.
Harapan dari program KKN UNY ini adalah para UMKM jajan pasar di Jati Kalinegoro lebih dikenal masyarakat. Terutama anak muda yang lebih mengenal jajanan kekinian. Dengan mengenal dan membeli jajanan pasar buatan Kalinegoro juga membantu kehidupan perekonomian, produsennya dan mendukung UMKM lokal.
Dosen Pendamping Lapangan (DPL) mahasiswa KKN Kalinegoro Nur Kadarisman M.Si mengapresiasi karya Hasna Huaida yang membidik UMKM desa setempat. “Kue lapis tersebut dishooting video dan diupload di laman YouTube, dan mendapat likes serta komentar cukup banyak,” kata Nur Kadarisman.
Hal ini tentu bermanfaat bagi produsen kue lapis Bu Siti karena bisa meningkatkan omset hariannya, sehingga bisa menopang ekonomi keluarga.
Menurut Nur Kadarisman, hal ini merupakan salah satu efek dari penerapan digitalisasi UMKM yang digagas Hasna dalam program kerja KKN-nya. Dosen Fakultas MIPA ini berencana menerapkan kewajiban mengunggah video pendek bagi mahasiswa KKN UNY pada masa yang akan datang untuk meningkatkan daya saing UKMK desa setempat.(*)