AGMARI, KOMISI, dan SDI Bersama Sosialisasikan Kurikulum Sales untuk Anak SMK
JAKARTA – Tujuan kompetensi sales melalui kurikulum yang sudah disusun untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja (soft skill dan hard skill) yang mumpuni. Nantinya, peserta didik diajari mengenai berbagai hal. Mulai dari pemahaman profesi sales, melakukan tahapan penjualan, melakukan komunikasi penjualan, mendapatkan pelanggan, melakukan penjualan melalui telephone, manajemen waktu dan wilayah, melakukan pelayanan pelanggan, hingga melakukan digital selling.
Hal tersebut diungkapkan Dedy Budiman, founder KOMISI, SDI, dan AGMARI saat acara “Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar bidang Penjualan,” yang dilakukan secara daring, Senin (13/6/2022). Acara tersebut didukung sepenuhnya tiga komunitas yang fokus pada dunia salesmanship, yaitu Asosiasi Guru Marketing Indonesia (AGMARI), Asosiasi Komunitas Profesi Sales Indonesia (KOMISI), dan Komunitas Sales Director Indonesia (SDI).
Dedy yang juga Champion Sales Trainer menerangkan, bagaimana langkah penerapan kurikulum sales sehingga capaian pembelajaran peserta didik fase F menjadi mampu menguasai kompetensi sales. Ia juga memaparkan, Langkah menganalisis profesi sales, perbedaan antara sales dan marketing, job description sales, etika penjualan, dan beradaptasi dengan mudah dalam pekerjaannya. Selain itu, aspek soft skill peserta didik mampu menerapkan kompetensi kerja sesuai tuntutan pekerjaan, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dalam memecahkan masalah, serta mencari solusi secara konsisten.
“Dunia usaha dan industri yang semakin bertumbuh, konsekuensinya membutuhkan banyak profesi sales. Baik di retail, B2B -Business to Business , B2C- Business to Customer, Business to Government, dan berbagai perusahaan butuh menyerap anak SMK,” kata pria yang dikenal sebagai pelopor terbitnya kurikulum sales tersebut.
Ditambahkan Dedy, persepsi profesi sales dianggap bukan pilihan menarik dan image-nya gak bagus. Karena itu, perlu dilakukan edukasi bersama praktisi sales melalui KOMISI dan SDI dengan berbagai metode. Tujuannya, agar banyak yang tertarik menjadi sales.
“Percuma mendorong banyak peserta didik menjadi sales. Sedangkan mereka tidak tahu caranya bagaimana menjadi sales yang kompeten, mampu menghadapi tantangan dan lainnya. Dalam kurikulum sales ini, diajarkan lengkap dan utuh tentang profesi sales, dari tahapan hingga after service. Harapannya, dalam setahun-dua tahun ke depan, perusahaan terbantu adanya kader sales unggul yang langsung diterjunkan mencapai target perusahaan,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum AGMARI Pebrizayanti SE menegaskan, sosialisasi kurikulum merdeka belajar bidang penjualan tersebut merupakan jawaban atas keinginan melakukan standardisasi kompetensi sales yang sesuai kebutuhan perusahaan dan dunia industri.
“Sales merupakan salah satu mata pelajaran pada program keahlian pemasaran. Kurikulum sales ini berkontribusi menunjang kompetensi dari lulusan yang akan berkarir di bidang sales untuk masuk di dunia industry, baik bekerja pada pihak lain, berwiraswata mandiri, maupun sebagai bekal melanjutkan pendidikan sesuai kejuruannya,” tegasnya.
Salah satu anggota tim penyusun kurikulum sales ini mengatakan, AGMARI fokus pada pengembangan kompetensi guru juga berupaya menghasilkan lulusan kompeten. Maka, mereka Menyusun draf kurikulum bidang penjualan, khususnya konsentrasi sales yang bisa digunakan para guru SMK untuk program keahlian pemasaran.
Lebih lanjut, Pebrizayanti memaparkan, sasaran yang diajarkan kurikulum sales adalah peserta didik pada fase F (kelas XI dan kelas XII) dengan model pembelajaran, antara lain project -based learning, problem-based learning, discovery and inquiry learning, teaching factory, serta model lain yang relevan.(*)