Adakan Public Lecture, Upaya Tingkatkan Pemahaman Presidensi G20 Indonesia
SEMARANG – Pemahaman mengenai manfaat dan agenda strategis Presidensi G20 bisa tersosialisasikan dengan baik. Harapan tersebut direalisasikan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah dengan menggelar Public Lecture G20 bertema ‘’Exit Strategy and Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh, dan Pulih Pascapandemi’’.
Untuk kegiatan tersebut, Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah menggandeng Ikatan Sarjane Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Tengah. Seperti diketahui, Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) pada tahun 2022. Adapun tema yang diusung pada puncak pertemuan yang bakal digelar September mendatang adalah ‘’Recover Together, Recover Stronger.’
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menegaskan, soal upaya prioritas yang bisa dilakukan untuk meminimalkan scarring effect pandemi. “Kita harus mengatasi masalah realokasi tenaga kerja dan modal, meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta memastikan kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi ke depan, juga memanfaatkan teknologi dengan meningkatkan inklusi digital,’’ papar Juda saat menjadi keynote speech dalam Public Lecture G20 di Hotel Gumaya Semarang, Senin (21/03/2022).
Acara tersebut digelar serentak di tiga kota. Yakni, Semarang, Medan, dan Makasar. Sebelumnya diawali dengan Leader’s Insight oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.
Pada kesempatan tersebut, Perry menyampaikan, untuk mencapai tema G20 yaitu recover together and recover stronger, ada enam agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia.
Agenda prioritas tersebut adalah perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy), agar tetap kondusif bagi pemulihan ekonomi dunia, perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar (scarring effect) dari pandemi Covid-19.
Selain itu juga mendorong kerja sama antarnegara dalam sistem pembayaran digital, mendorong produktivitas, perluasan ekonomi, dan keuangan inklusif, serta koordinasi internasional dalam agenda perpajakan.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menambahkan, melalui forum tersebut seluruh peserta diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan mengenai agenda strategis G20, membangun persepsi positif, dan menebar rasa optimisme keberhasilan Presidensi Indonesia dalam G20.
Sedangkan Asisten Perekonomian Setda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu menegaskan, pentingnya sinergi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi di Jateng.
Beberapa narasumber lain juga diundang. Seperti Josua Pardede (Chief Economist PT Bank Permata), Anung Herlianto (Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan /OJK), dan Harry Nuryanto (Ketua Umum Kadin Jateng).
Sejalan dengan transisi menuju green economy yang menjadi arah pengembangan ekonomi ke depan, Public Lecture G20 di Semarang juga didukung showcase produk unggulan UMKM binaan KPwBI Jateng yang bersifat ramah lingkungan. “Melalui penguatan UMKM sebagai penyangga ekonomi dan ketahanan sektor rumah tangga, diharapkan pemulihan ekonomi dapat terakselerasi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif bisa tercapai,’’ harap Rahmat.(*)