Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Adakan Diskusi SIYAGA Bertema Sastra, Alih Wahana, dan Hak Cipta

0
diskusi-1

Rangkaian Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 diisi dengan diskusi.

YOGYAKARTA – Diskusi bertajuk SIYAGA: Sastra, Alih Wahana, dan Hak Cipta menjadi salah satu sorotan dalam rangkaian Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024. Acara ini digelar di Taman Budaya Embung Giwangan, Kamis (28/11/2024), dengan menghadirkan sineas Ajish Dibyo (JAFF Jogja) dan penulis Dyah Merta (Komunitas Alinea) sebagai narasumber, dengan moderator Asef Saeful Anwar.

Diskusi tersebut membahas perkembangan sastra dalam konteks alih wahana serta tantangan pengelolaan hak cipta di tengah fenomena intermedialitas yang kian masif.

Ajish Dibyo menggarisbawahi kontribusi sastra dalam industri perfilman, yang semakin sering mengadaptasi karya sastra menjadi film. “Saat ini, industri perfilman telah banyak mengalihwahanakan karya sastra,” ujar Ajish.

Ia menekankan, setiap karya sastra memiliki nilai dan daya hidup panjang, yang dapat terus relevan melalui kolaborasi lintas generasi.

Dyah Merta menambahkan, pentingnya membangun ekosistem sastra yang inklusif dan adaptif. “Saya berasal dari generasi lama, tetapi dapat mengikuti perkembangan zaman berkat kolaborasi dengan generasi muda,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan perannya dalam Perkumpulan Penulis Indonesia Lintas Genre, yang bertujuan menjangkau berbagai unsur dalam ekosistem sastra untuk mendorong perkembangan bersama.

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Ismawati Retno menjelaskan, FSY 2024 juga menerjemahkan SIYAGA ke dalam program-program yang membahas isu-isu ekologis, kesetaraan gender, serta relasi antara keduanya melalui diskusi terbuka antara pegiat dan penikmat sastra.

“Siyaga bagi FSY juga menciptakan ruang diskusi yang dinamis dan dialektis untuk pelaku sastra lokal di Yogyakarta agar dapat bertemu dan bertukar gagasan dengan pelaku sastra dari daerah serta budaya lain. Hal ini diwujudkan melalui jejaring antarfestival sastra se-Indonesia,” ujar Ismawati.

Diskusi diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara pegiat dan penikmat sastra. Hasil dari diskusi ini dirangkum sebagai Kesadaran SIYAGA, yang akan dimanifestasikan dalam program-program FSY. Program ini diharapkan mampu merangkul seluruh elemen ekosistem sastra, termasuk mereka yang memiliki peran penting tetapi sering kali luput dari perhatian.

Festival Sastra Yogyakarta terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi ruang dialog lintas media dan generasi, menjadikan sastra sebagai bagian integral dari kehidupan budaya yang dinamis.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *