Wonosobo Jawa Tengah Potensial Menjadi Sentra Industri Jamur Terbesar di Indonesia

0

Para peserta pelatihan budidaya jamur.

Kolaborasi UMY dengan UWM Yogyakarta saat Lakukan Pengabdian Masyarakat

WONOSOBO – Limbah atau serbuk gergaji memiliki potensi pemanfaatan yang signifikan dalam berbagai sektor. Sementara itu, negara Indonesia menghasilkan sekitar 2,4 juta ton serbuk gergaji per tahun. Sebagian besar dari limbah ini berasal dari industri pengolahan kayu yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

Pemanfaatan serbuk gergaji bisa sebagai bahan bakar biomassa untuk pembangkit listrik, bahan baku untuk pembuatan papan partikel dan MDF (medium-density fiberboard), pembuatan kompos, dan media tanam. Potensi ini mendukung upaya pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan nilai ekonomi.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berkolaborasi dengan Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta mengadakan Pengabdian Masyarakat Skema PKM Teknologi Tepat Guna di Desa Karangsari Wonosobo. Tema yang diambil adalah “Teknologi Pemanfaatan Limbah Gergaji Kayu dalam Pengembangan Jamur Tiram di Desa Karangsari, Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah,” dengan pemanfatan serbuk gergaji sebagai media tanam untuk budidaya jamur.

Hal ini didukung kondisi wilayah Wonosobo memiliki kelembaban udara yang efektif untuk budidaya jamur dengan rata-rata suhu harian 27º–29ºC dan kelembaban berkisar 70–80%, sehingga sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram.

Ketua Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UMY Aris Slamet Widodo menyampaikan, pengabdian ini adalah mengenalkan dan menginisiasi budidaya jamur tiram kepada masyarakat Desa Karangsari sekaligus pendampingan usaha Badan Usaha Milik Desa Mutiara Karangsari dalam pembuatan Baglog dan pemasaran komoditas jamur tiram.

“Pengabdian ini akan berlangsung selama tiga bulan dari Mei hingga Juli tahun 2024,” ungkap Aris di tengah sosialisasi yang dilakukan di Balai desa Karangsari, beberapa waktu lalu (4/05/2024).

Sementara itu, Wakil dari Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Puji Qomariyah yang sebagai dosen Sosiologi Lingkungan mengatakan, dengan memanfaatkan limbah gergaji, kita bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomi dari bahan yang biasanya dianggap sebagai limbah.

Aris yang juga dosen Agribisnis UMY ini menambahkan, pemanfaatan limbah serbuk gergaji di Indonesia bervariasi. Salah satu penggunaan terbesar adalah sebagai media tanam (baglog), terutama untuk budidaya jamur. Di Jawa Tengah, misalnya, inovasi pemanfaatan limbah serbuk gergaji sebagai media tanam jamur cukup signifikan.

Selain itu, lanjut Aris, media ini ramah lingkungan karena berbahan dasar limbah serbuk gergaji kayu. Prosesnya menjadi media tanam setelah melalui beberapa tahapan, kayu yang dimafaatkan adalah jenis kayu yang tidak mengandung kadar getah tinggi seperti sengon dan albasia.

Secara umum, data di Jawa Tengah menunjukkan pemanfaatan limbah serbuk gergaji banyak diarahkan untuk sektor agrikultur. Terutama, sebagai media tanam yang hemat biaya dan ramah lingkungan. Semua itu sejalan dengan tren pemanfaatan limbah serupa di Indonesia secara keseluruhan, di mana selain sebagai media tanam, limbah serbuk gergaji juga digunakan untuk pembuatan briket, bahan bakar alternatif, dan material komposit untuk konstruksi ringan.

“Pemanfaatan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah industri kayu, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat. Terutama di daerah yang memiliki banyak industri mebel seperti di Jawa Tengah. Inisiatif ini sejalan dengan upaya keberlanjutan dan pengembangan berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dan ekonomi,” kata Puji yang menganalisis dari perspektif sosiologi.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *