Menperin Dukung dan Fasilitasi Investor Global Tanamkan Modal di Indonesia
JAKARTA –Forum Ekonomi Dunia 2022 di Davos, Swiss beberapa waktu lalu dimanfaatkan para delegasi Pemerintah Indonesia untuk bertemu para investor dunia. Salah satunya dari perusahaan industri ternama di dunia.
Pada pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto Bersama Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berdisuksi dengan petinggi Coca-cola Company dengan agenda membahas investasi, circular economy, dan energi terbarukan.
“Melalui agenda tersebut, kami menyampaikan beberapa hal. Salah satu mengenai dukungan dan fasililitas bagi para investor global yang menanamkan modalnya di Indonesia,” ungkap kata Menperin Agus Gumiwang di Jakarta, Selasa (7/6/2022).
Kepada Chairman and CEO of The Coca-Cola Company James Quincey, Menperin Agus menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mengapresiasi dan mendorong Coca-Cola terus meningkatkan dan memperluas investasinya di Indonesia. Di antaranya, melalui produk berbasis kelapa. Alasannya, produk berbahan baku kelapa memiliki multiplier effects yang tinggi. Mulai dari petani kecil hingga industri menengah. Selain itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, komoditas ini masih memiliki peluang besar dikembangkan di tanah air.
Pemerintah Indonesia, lanjut Menperin Agus Gumiwang, juga membahas pengembangan industri hijau dengan konsep circular economy melalui pendekatan 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Repair). Pemerintah mengatur pengembangan industri hijau dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.
“Undang-undang tersebut menyebutkan industri hijau merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah berupaya memacu pembangunan industri hijau untuk mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Harapannya, pembangunan industri selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta memberikan manfaat bagi masyarakat.
Melalui upaya penerapan industri hijau di tanah air, penghematan energi pada 2021 mencapai Rp 3,2 triliun, serta penghematan air sebesar Rp 169 miliar. Pencapaian ini memperkuat komitmen industri untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Sementara itu, Chairman and CEO of The Coca-Cola Company James Quincey mengatakan, sejak 2018, perusahaan yang dipimpinnya telah melakukan pengumpulan dan daur ulang kemasan produknya, baik botol plastik maupun kaleng. Menurutnya, Coca-cola berkomitmen membuat seluruh kemasan bisa didaur ulang pada 2025 dan menggunakan 50% bahan baku daur ulang pada botol dan kaleng pada 2030.
Ia berharap, kebijakan dan regulasi di Indonesia semakin mendukung kegiatan investasi Coca-Cola.
Pertemuan tersebut juga membicarakan mengenai upaya pencapaian Net Zero Emission (NZE) dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan seperti solar panel dalam proses produksi Coca-Cola di Indonesia. Kedua pihak sepakat untuk mendukung pelaksanaan industri berkelanjutan.
Terkait pemanfaatan energi baru dan terbarukan, Coca Cola Amatil (CCA) Indonesia sudah memasang atap panel surya pada fasilitas pabrik yang ada di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Panel surya tersebut terbentang seluas 72 ribu meter persegi dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), nomor 2 di Asia Pasifik, dan nomor 4 di dunia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi pembangunan panel surya berkapasitas 7,13 MegaWatt (MW) oleh CCA Indonesia. Langkah perusahaan tersebut sejalan dengan target pemerintah meningkatkan porsi energi terbarukan sebesar 23% pada 2025, serta 31% pada 2050.(*)