Universitas Negeri Yogyakarta Dipercaya KBRI Beijing Adakan Pelatihan Bahasa Mandarin

Delegasi dari China saat membuka training bahasa Mandarin buat kepala sekolah.
YOGYAKARTA – KBRI Beijing mempercayakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk melaksanakan training Bahasa Mandarin bagi kepala sekolah. Training ini melibatkan Asean China Centre dan BFSU (Beijing Foreign Studies University) sebagai mitra. Kegiatan tersebut dimulai Senin (15/11/2021) hingga Jumt (03/12/2021) secara daring.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Djauhari Oratmangun mengatakan, kegiatan tersebut merupakan program yang bagus untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Tiongkok, khususnya di bidang people-to-people.
“Hubungan politik, keamanan, ekonomi bisa top and down. Namun, bila hubungan people-to-people kuat, imbal-baliknya akan sangat cepat,” kata Djauhari Oratmangun, usai membuka kegiatan training Bahasa Mandarin tersebut.
Menurut Djauhari, hubungan people-to-people di bidang budaya dan pendidikan membuat hubungan kedua negara semakin kuat dan berkelanjutan, sekaligus berimplikasi pada kerja sama bidang lain, seperti ekonomi, politik, dan keamanan.
Pria kelahiran 22 Juli 1957 ini menyebut, Tiongkok merupakan salah satu kekuatan ekonomi besar di dunia. “Semakin kita mengenal budayanya dan mengetahui bahasanya, pasti akan memberikan manfaat lain pula,” imbuhnya.
Duta Besar berpesan pada para kepala sekolah dan peserta training agar memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapat bekal dan kontribusi baik antardua negara.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Profesi Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Praptono mengatakan, trasnformasi sekolah tengah menuju pada sistem pendidikan Indonesia yang concern pada perbaikan kualitas pendidikan. Terutama pada outcome siswa di tiga bidang. Yakni, literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
“Kami punya agenda meningkatkan kualitas mengajar yang merupakan salah satu kunci meningkatkan hasil pembelajaran,” ungkap Praptono.
Menurut Praptono, Indonesia memiliki lebih dari tiga juta guru. Namun, ia menegaskan, sebagian dari mereka perlu peningkatan kompetensi. Pemerintah Indonesia menerapkan pembelajaran online sebagai salah satu strategi meningkatkan kualitas kompetensi guru dan kolaborasi dalam training ini menolong dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar guru dan kepala sekolah.
Praptono berharap pada masa mendatang kegiatan seperti ini bisa meningkatkan mutual benefit berupa sister school antara sekolah di Indonesia dan di China. Karena itu, ia berpesan, kegiatan tersebut bisa diikuti dengan seksama oleh para kepala sekolah agar terjadi peningkatan kemampuan.
Vice President of BFSU SU Dapeng mengucapkan berterima kasih pada ASEAN China Centre atas kepercayaannya pada BFSU. “Terimakasih pada pejabat dan pendamping atas dukungannya pada program ini,” ungkap SU Dapeng.
Tahun ini, lanjut SU Dapeng, hubungan China dengan ASEAN memasuki tahun ke-30. Indonesia merupakan bagian ASEAN dan sangat berarti bagi China. Kegiatan ini merupakan salah satu program yang menunjukkan perhatian pada bidang pendidikan dan menunjukkan hubungan yang baik dengan lembaga di luar negeri.
Sebagai pelaksana kegiatan, BFSU memberikan trainer yang profesional berdasar pengalaman dalam bidang kerjasama pendidikan internasional, dan berusaha mengantarkan peserta bisa berbahasa Mandarin. BFSU menargetkan para peserta bisa belajar budaya China, serta belajar dan mengerti pendidikan di China.
Chen Dehai dari ASEAN China Center mengungkapkan, dua bulan lalu, ASEAN China Center melaksanakan training kepemimpinan selama dua minggu yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di China. Chen Dehai mengapresiasi peserta di sela kesibukannya masih sempat belajar, serta mempelajari budaya dan bahasa China. “Saya gembira dapat bertemu anda kembali dalam kesempatan ini,” kata Chen Dehai.
Bahasa Mandarin menjadi pilihan populer bagi siswa di Indonesia dan menjadi salah satu bahasa yang digemari di Indonesia. BFSU merupakan salah satu perguruan tinggi di China yang pertama kali mengajarkan Bahasa Indonesia.
“Kami percaya kegiatan ini akan memberikan platform untuk saling belajar dan merintis kerjasama lainnya antara China dan Indonesia,” katanya.
Kegiatan tersebut diinisiasi Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, khususnya Bidang Kemitraan Luar Negeri UNY dan diikuti lebih dari 100 orang kepala sekolah dari seluruh Indonesia. Acara dibuka secara virtual oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNY Siswantoyo.
“Kami berharap semua peserta dapat mengikuti pelatihan ini secara penuh yang dibimbing oleh dosen yang profesional,” kata Siswantoyo.(*)