Bareng Beberapa Kementerian, PT Bukit Asam Terlihat dalam Rehabilitasi Mangrove
JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ikut mendukung program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) dengan ikut menandatangani Kesepahaman Bersama (NKB) Kegiatan Rehabilitasi Mangrove di Bali.
Kerja sama tersebut diinisiasi sembilan pihak. Mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PTBA, PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), dan Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi).
Kesepahaman bersama ditandatangani dalam meningkatkan sinergi dan koordinasi antar-lembaga dalam upaya pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekowisata.
Melalui sinergi berbagai pihak ini, diharapkan target nasional rehabilitasi mangrove 600.000 hektar hingga 2024 bisa tercapai.
Sejauh ini, capaian rehabilitasi mangrove di 32 provinsi pada 2021 sebesar 34.912 ha dan target luasan rehabilitasi mangrove 2022 seluas 181.500 ha. Kontribusi dari kelompok usaha badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta untuk rehabilitasi hutan dan mangrove sampai tahun 2024 diharapkan mencapai 100.000 ha.
Hadir pada pertemuan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar. Sedangkan PTBA diwakili Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PTBA Suherman dan VP Sustainability PTBA Hartono.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar terkait carbon credit, khususnya pada area pesisir. Ia menambahkan, pemerintah memiliki program besar dalam rehabilitasi mangrove. Karena itu, Nani menekankan pentingnya peran CSR/TJSL dalam pengembangan komunitas, khususnya komunitas masyarakat pesisir sebagai bagian dari program pengembangan mangrove yang berkelanjutan.
“Indonesia memiliki hutan hujan tropis, lahan gambut, mangrove, rumput laut. Hutan mangrove Indonesia seluas 3,36 juta hectare atau sama dengan 20 persen mangrove dunia, di mana mangrove merupakan bagian dari ekosistem blue carbon,” papar Nani, Kamis (17/11/2022).
Sementara itu, Direktur SDM PTBA Suherman menjelaskan, dalam kerja sama tersebut, PT BA tidak hanya menanam, namun juga ikut terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan pusat bibit (nursery), pemeliharaan, serta membantu sarana dan prasarana dalam rangka melakukan hilirisasi dari tanaman mangrove tersebut.
Sebagai perusahaan pertambangan yang memegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), PTBA memiliki mandat melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai di mana implementasinya sesuai SK Rehabilitasi DAS dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Terkait penanaman mangrove pada tahun 2022 ini, sekitar 300 hektare di Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, pesisirnya Sumatera Selatan, sudah selesai dilakukan penanaman,” jelas Suherman.
Suherman meneruskan, rehabilitasi mangrove merupakan program nasional yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Program ini menjadi salah satu pilar dalam upaya pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan untuk mendukung pengembangan ekowisata di sekitar wilayah operasi perusahaan.
“PTBA berterima kasih diundang untuk terlibat dalam kerja sama rehabilitasi mangrove nasional sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, aksi iklim, pemberdayaan masyarakat, dan mendukung pengembangan ekowisata yang mana hal ini sesuai dengan noble purpose perusahaan,” tegas Suherman.(*)