Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta Raih Akreditasi A dari Perpusnas RI
YOGYAKARTA – Perpustakaan Univesitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil meraih akreditasi A dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia. Akreditasi A tersebut berlaku hingga 9 Desember 2026.
Prestasi tersebut menjadi capaian luar biasa, karena sejak UPT Perpustakaan UNY berdiri tahun 1964, belum pernah terakreditasi hingga 2020. Pada akreditasi ini, UNY berhasil meraih nilai 96,50 berdasarkan rapat antara reviewer dengan pejabat terkait.
Kepala UPT Perpustakaan UNY Prof. Sulis Triyono mengatakan, capaian tersebut merupakan raihan nilai tertinggi dibandingkan perpustakaan perguruan tinggi lain.
Perjuangan Sulis Triyono membawa UPT Perpustakaan UNY meraih prestasi tersebut juga tidak mudah. Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman ini saat ditunjuk menjadi Kepala UPT Perpustakaan UNY langsung memetakan potensi tempat kerjanya dengan analisis SWOT.
“Hasilnya, ditemukan potensi yang cukup besar untuk bisa maju dan berkembang,” ungkap Prof. Sulis, Kamis (07/04/2022)
Menurut Prof. Sulis, saat dirinya mengawali pengajukan permohonan akreditasi pada Perpusnas RI, sempat mendapat tantangan karena proses akreditasi dianggap merepotkan atau berbiaya mahal. Namun, berkat pendekatan humanisnya, mulailah banyak yang mendukung. saat para pustakawan dan tenaga kependidikan mulai tune-in, ia berlari mengejar targetnya.
Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni ini menambahkan, pengakuan yang terbaik tentang perpustakaan adalah dari pihak luar, bukan internal kampus. Dari sini, Prof. Sulis mulai mempelajari enam kategori yang dinilai Perpusnas RI untuk menentukan nilainya.
“Kriteria tersebut adalah koleksi, layanan, pengembangan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, keuangan, dan managerial,” ungkapnya.
Dari semua kriteria tersebut, UNY mendapatkan nilai A. Prof. Sulis menjelaskan, hingga kini UNY sudah memiliki koleksi hingga 230.000 judul buku maupun jurnal yang dihasilkan UNY. Buku dan jurnal tersebut sudah dikoleksi dan diberi barcode, bahkan diberi Radio Frequency Identification (RFID) sejak tahun 2019. RFID tersebut merupakan system pengkodean baru, karena peminjaman buku yang dilakukan mahasiswa tidak perlu ditulis, melainkan cukup diletakkan di atas mesin RFID dan akan ter-scan serta identitas mahasiswa akan muncul.
Prof. Sulis mengaku, masih membutuhkan sebuah alat lagi, yaitu drop books yang harganya tidak mahal namun fungsinya sangat membantu kegiatan layanan perpustakaan.
Pria kelahiran 6 Mei 1958 ini memaparkan, kiat-kiat hingga perpustakaan UNY meraih prestasi gemilang. Di antaranya, mengumpulkan semua data yang dimiliki. Bila ada yang kurang, segera dilengkapi. Jika ditemukan ada yang buruk, segera diperbaiki.
“Ini membutuhkan waktu lama, kami butuh waktu 7 bulan penuh untuk mencari kekurangan. Contohnya, pencatatan koleksi yang awal mulanya manual lalu disistemkan,” kata Prof. Sulis.
Sistem tersebut memudahkan para mahasiswa dalam pengurusan hal yang terkait perpustakaan seperti surat bebas perpustakaan, di mana awal mulanya mahasiswa harus datang ke kampus. Namun, sekarang sudah bisa dilakukan dari rumah.
Kiat lainnya, adalah pemantauan akreditasi yang dikirimkan ke Perpusnas RI yang selalu di-check lewat email, telepon. Bahkan, bila perlu mendatangi Perpusnas RI di Jakarta.
Tidak lupa, saat ada visitasi dari DPAD (Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah) DIY maupun Perpusnas RI diupayakan ada pimpinan untuk mendampingi.
Doktor Linguistik UGM tahun 2015 ini mengatakan, peran perpustakaan sangat vital dalam membersamai mahasiswa dan dosen dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhan akan buku maupun jurnal yang sesuai dalam penyelesaian tugas akhir atau penulisan jurnal ilmiah.
Prof. Sulis menginformasikan, UPT Perpustakaan UNY sudah berlangganan Scopus yang diikuti 5.500 publisher dengan lebih dari 25.000 judul jurnal dengan jutaan artikel yang bisa diunduh secara gratis. Harapannya, UPT Perpustakaan UNY ke depan tetap bisa berlangganan database e-books dan e-journal, karena kebutuhan dosen dan mahasiswa meningkat. Terutama pada saat pandemi.
Data menunjukkan, rerata kunjungan UPT Perpustakaan UNY sebanyak 2.000 orang per hari. Saat masa ujian meningkat menjadi 6.000 orang per hari. Bahkan, pernah 8.000 orang per hari pada semua perpustakaan yang dimiliki UNY. Yaitu, Perpustakaan Pusat, Perpustakaan Fakultas, Pascasarjana, LPPM, termasuk Perpustakaan UNY Kampus Wates dan Gunungkidul.(*)