Sepanjang Tahun 2021, XL Axiata Cetak Laba Bersih Rp 1,3 Triliun

0

Perusahaan telekomunikasi XL Axiata.

JAKARTA – Sepanjang 2021, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil membalikkan kinerja keuangan tumbuh positif, meski kondisi perekonian nasional masih menghadapi pandemi Covid-19. Perusahaan yang memiliki kode EXCL di bursa ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun atau meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Selain itu, laba bersih perseroan juga meningkat sebesar Rp 1,3 triliun.

Selain itu, perseroan juga berhasil meningkatkan kekuatan jaringan untuk meningkatkan customer experience dan digitalisasi. Pada akhirnya, hasil tersebut ikut mendukung efisiensi bisnis serta peningkatan penjualan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, selain berhasil mencatatkan laba bersih yang tertinggi sejak 2013, perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94%, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun atau naik 5,4% YoY.

”Perseroan berhasil menjaga ARPU blended di angka Rp 36 ribu, dengan jumlah pelanggan XL Axiata hingga akhir tahun 2021 sebanyak 57,9 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 4% YoY menjadi 92%. Semua itu menunjukkan kemampuan perseroan menjaga perkembangan pelanggan yang sehat,” kata Dian di Jakarta, Senin (21/02/2022).

Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat sepanjang 2021. Tercatat, utang kotor meningkat 9,9% YoY dan utang bersih meningkat 19,2% YoY. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meski turun sebesar minus 51,3%, ke angka Rp 3,37 triliun karena adanya peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi US Dollar. Sementara itu, 70% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih bisa t dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata membelanjakan capex yang lebih besar. Sepanjang 2021, capitalized capex meningkat 61,2% YoY menjadi Rp 9,92 triliun, dan rencananya pada tahun 2022 ini, XL Axiata akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama sekitar Rp 9 triliun.

”Kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik. Fokus kami bukan untuk merespona persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami,” tegas Dian.

Menurut Dian, konsolidasi dalam industri akan positif untuk persaingan karena menciptakan struktur industri yang lebih seimbang. Ini berarti fokus para pelaku pasar semestinya lebih tertuju pada customer experience daripada memainkan tarif. Karena itu, investasi XL Axiata pada jaringan serta digitalisasi menjadi strategi perseroan guna menyajikan customer experience terbaik.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *