Mahasiswa UNY Buat VR-Classroom, Jadikan Belajar Daring Lebih Efektif

0

Pembelajaran daring menggunakan VR-Classroom ternyata lebih efektif dan siswa lebih berkonsentrasi.

YOGYAKARTA – Pembelajaran daring menjadi salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan akses pendidikan dengan memanfaatkan teknologi.

Sayangnya, pembelajaran daring belum seefektif belajar di kelas konvensional atau tatap muka. Tidak efektifnya kegiatan pembelajaran daring yang diterapkan bisa menimbulkan berbagai dampak dalam proses pembelajaran. Salah satunya, siswa cenderung kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan. Karena tidak ada pengawasan langsung oleh guru. Saat pembelajaran menggunakan aplikasi telekonferensi, siswa seringkali mematikan kamera video dan melakukan berbagai aktivitas di luar pembelajaran saat guru menyampaikan materi. Karenanya, kegiatan belajar tersebut dinilai kurang efektif.

Kini, ada solusi untuk meningkatkankeefektifan pembelajaran daring. Yakni, dengan menguatkan interaksi antara guru dan siswa serta memanfaatkan penggunaan media pembelajaran yang bisa mengontrol siswa agar tetap fokus pada proses pembelajaran berlangsung.

Sekelompok mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan aplikasi kelas virtual Virtual Reality-Classroom untuk memfasilitasi pembelajaran daring. Mereka adalah Bayu Setyawan, Nur Istifariyati, Hani Widya Putri, Nabila Zahratussholihah, dan Reza Pahlevi.

Bayu Setyawan mengatakan, Virtual Reality-Classroom merupakan penggabungan teknologi konferensi dengan virtual reality berbentuk aplikasi kelas virtual yang menyediakan layanan pembelajaran di kelas secara jarak jauh, berbagi konten, mengirim pesan dan berinteraksi langsung. Aplikasi ini memungkinkan guru mengajar dan siswa belajar pada ruang kelas virtual reality dengan dilengkapi sarung tangan controller sebagai alat kontrol aplikasi Virtual Reality-Classroom dan perangkat kacamata virtual reality sebagai perangkat penghubung untuk melihat kelas virtual secara 360 derajat, serta melihat dan berinteraksi dengan guru dan siswa lain secara langsung menggunakan mic. Di dalam kelas virtual tersebut, guru dan siswa memiliki karakter yang bisa diatur sesuai kebutuhan.

“Jadi, aplikasi ini membuat kelas nyata dalam bentuk virtual reality” ungkap Bayu, Jumat (10/12/2021).

Nur Istifariyati menambahkan, Virtual Reality-Classroom menghadirkan pengalaman pembelajaraan yang menyenangkan dan memberikan kesan yang mendalam untuk seluruh siswa.

“Sejalan dengan upaya memfasilitasi pembelajaran daring Virtual Reality-Classroom ada untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran saat ini dan melakukan pengembangan untuk masa depan” katanya.

Dengan adanya aplikasi Virtual Reality-Classroom, guru dan siswa tidak dibatasi lagi dengan tatap muka di ruang kelas nyata, tetapi bisa melakukan tatap muka secara nyata di ruang kelas maya.

Reza Pahlevi menjelaskan, teknologi ini memungkinkan guru dan siswa belajar pada ruang kelas virtual dengan sarung tangan controller sebagai alat kontrol aplikasi, kacamata virtual reality sebagai perangkat penghubung untuk melihat kelas virtual 360 derajat dan berkomunikasi dengan siswa kelas dengan avatar mereka.

“Teknologi ini memungkinkan melihat materi secara langsung yang ada dari buku seperti galaksi, inti bumi sehingga membuat kelas nyata dalam bentuk virtual reality” kata Reza.

Penggunaannya diawali registrasi dengan mengisikan nama, jenis kelamin dan tinggi badan, memindai wajah dengan pemindai wajah dari rambut sampai leher serta memilih outfit atau baju sekolah. Fitur yang tersedia new class untuk membuat kelas baru dan join class untuk bergabung dengan kelas yang sedang berlangsung, share virtual untuk berinteraksi dengan konten pembelajaran yang berupa presentasi, jelajah sejarah, sains, seni dan sebagainya.

Virtual Reality-Classroom bisa memfasilitasi interaksi sosial dalam dunia virtual seperti diskusi dan chat antar pengguna. Dengan aplikasi ini diharapkan pada masa depan pembelajaran daring dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan berkesan mendalam bagi siswa.

Beruntungnya, karya ini berhasil meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Futuristik Konstruktif tahun 2021.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *