Volume Pengguna Commuter Line di Stasiun Pondok Rajeg Tumbuh Hingga 50 Persen

Stasiun Pondok Rajeg dilihat dari atas.
JAKARTA – Sudah setahun ini, Stasiun Pondok Rajeg beroperasi Kembali. Sebelumnya, setelah sempat mati suri, Menteri Perhubungan (Menhub) meresmikan beroperasinya kembali stasiun tersebut pada 19 Oktober 2024. Stasiun tersebut direaktivasi untuk mendistribusikan penumpang yang ada di Stasiun Cibinong dan Stasiun Nambo.
Sebelumnya, Stasiun Pondok Rajeg ditutup pada 2006. Saat itu, keputusan tersebut diambil karena kereta yang melayani, yakni Kereta Rel Diesel (KRD) Nambo sudah tak layak jalan.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda mengatakan, stasiun tersebut kian berperan sebagai simpul transportasi. Yaitu, melayani naik turunnya pengguna Commuter Line bagi masyarakat wilayah aglomerasi Bogor.
Dampak keberadaan stasiun tersebut buat masyarakat terlihat semakin menguat. Awal beroperasi, stasiun di lintas Nambo ini melayani 24 perjalanan Commuter Line untuk tujuan Nambo dan Manggarai/Jakarta Kota. Pada lintas ini terdapat beberapa stasiun untuk layanan naik dan turun pengguna Commuter Line. Antara lain, Stasiun Nambo dan Stasiun Cibinong.
“Saat ini, ketiga stasiun ini telah menjadi simpul transportasi yang digunakan masyarakat yang ada di Kabupaten Bogor untuk pergerakan aktivitas menuju kota Jakarta dan Kota Bogor. Selain itu stasiun-stasiun tersebut juga sebagai penggerak perekonomian masyarakat sekitar,” papar Karina di Jakarta, Rabu (22/10/25).
Semua itu tercermin dari pertumbuhan volume penggunanya. Di Stasiun Pondok Rajeg, meningkat sekitar 50 persen dibandingkan pada awal tahun ini atau sebanyak 42 ribu orang per bulan.
Awal reaktivasi stasiun tersebut hanya melayani 8.550 orang. Namun, pada bulan berikutnya angka tersebut terus meningkat hingga lima kali lipat. Semua itu sesuai dengan akumulasi data pengguna Commuter Line di stasiun tersebut.
Selain itu, pelayanan perjalanan Commuter Line lintas Nambo juga meningkat menjadi sebanyak 32 perjalanan setiap harinya.
“Dengan penambahan perjalanan ini otomatis kapasitas angkut yang bisa dilayani meningkat menjadi 93-94 ribu orang yang sebelumnya hanya 57 ribu,” tambahnya.
KAI Commuter terus berupaya mengoptimalkan konektivitas antarmoda dan fasilitas operasional pada lintas ini tentunya akan berkolaboraai dengan para stakeholders.
Sejauh ini, dampak dari keberadaan stasiun tersebut terhadap perekonomian masyarakat di wilayah sekitar stasiun juga terus memperlihatkan pertumbuhan. Terlihat di wilayah sekitar Stasiun Pondok Rajeg tumbuh usaha-usaha kecil masyarakat serta pembangunan perumahan yang terus dilakukan.
“Ini menjadi indikator, transportasi berbasis rel telah menjadi penggerak terbentuknya kantong-kantong ekonomi baru, memperluas kesempatan kerja, sekaligus mengubah gaya hidup masyarakat menuju mobilitas yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan,” imbuh Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan.
Sebelumnya, Stasiun Pondok Rajeg merupakan stasiun yang pasti akan dilewati jika menuju ke Stasiun Nambo. Stasiun Pondok Rajeg tepatnya berada setelah Stasiun Citayam dan sebelum Stasiun Cibinong. Karena itu, stasiun ini masuk dalam salah satu rute Citayam – Nambo dan Jakarta Kota – Nambo. (*)