Berkumpul Bareng di Taman Pintar, Kompetisi Bahasa dan Sastra 2022

0
IMG03180

Salah satu peserta saat mengikuti lomba.

YOGYAKARTA – Area Hall Phytagoras hingga Playground Taman Pintar Yogyakarta akan dipenuhi ratusan sastrawan muda Kota Yogyakarta. Uniknya, mereka beramai-ramai tampil berbusana tradisional Gagrak Ngayogyakarta. Mereka berjumlah 204 orang dan akan mengikuti lomba alih aksara.

Mereka akan unjuk kemampuan menuliskan aksara Jawa yang benar dan indah. Sejumlah lainnya akan unjuk kemampuan dalam bersastra Jawa yaitu Maca Geguritan.

Untuk melestarikan dan mendekatkan tradisi sastra kepada generasi muda, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta berupaya mengemas sastra dalam sebuah karya nyata melalui gelaran lomba. Rangkaian agenda Kompetisi Bahasa dan Sastra tahun 2022 merupakan bagian dari kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra.

Acara pembukaan dilakukan Senin (22/8/2022), mulai pukul 8.30 WIB di Hall Phytagoras Taman Pintar. Acara tersebut dibuka Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta dan dihadiri sejumlah tamu undangan, serta dimeriahkan penampilan sastrawan cilik Binar Mutiara Yahya.

Kasie Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Ismawati Retno SIP, MA mengatakan, berbagai lomba pada kompetisi bahasa dan sastra 2022 tersebut digelar dengan sasaran generasi muda usia SD, SMP, hingga SMA/K, serta masyarakat umum.

“Total jumlah peserta ada 545 orang, di mana 90 orang di antaranya maju di babak final. Secara khusus melibatkan 54 orang juri terdiri dari sastrawan, budayawan, praktisi, pendidik, dan unsur media massa,” kata Ismawati, di sela acara.

Menurut Ismawati, keterlibatan masyarakat pada penyelenggaraan tahun ini jumlahnya naik signifikan dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 382 peserta. ­­­

Panitia sendiri, lanjut Ismawati, membagi kategori lomba dalam beberapa kelompok. Seperti lomba macapat tingkat SD, SMP dan SMA/K, lomba maca cerkak tingkat SD, SMP dan SMA/K, lomba alih aksara tingkat SD, SMP, dan SMA/K, lomba maca geguritan tingkat SD, SMP dan SMA/K, lomba Sesorah tingkat SMP dan SMA/K, serta lomba pranata adicara tingkat SMA/K dan umum serta mendongeng tingkat umum.

“Proses seleksi dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan memilih 5 nominator terbaik dari masing-masing lomba. Sebagian telah dilaksanakan pada 8 – 10 Agustus 2022 di Taman Pintar. Khusus Lomba Alih Aksara seleksi tahap pertama dilaksanakan secara langsung usai pembukaan,” ujarnya.

Dari seleksi tahap kedua ini, selanjutnya tiga peserta terbaik bakal maju ke lomba di tingkat DIY pada September mendatang.  Khusus lomba mendongeng, hanya digelar di tingkat Kota Yogyakarta. “Seluruh pemenang juga mendapatkan tropi dan piagam penghargaan. Hadiah yang disediakan, juara pertama sebesar Rp 1 juta, juara kedua Rp 900 ribu, juara ketiga Rp 800 ribu, juara harapan pertama Rp 700 ribu dan juara harapan kedua Rp 600 ribu,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti, S.Sos, M.M mengatakan, sebagai warisan budaya bangsa yang bernilai luhur eksistensi bahasa, sastra dan aksara Jawa harus dilestarikan. Apalgi bahasa merupakan salah satu objek yang difokuskan dalam pemajuan kebudayaan sesuai tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berupaya melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra yang menyasar kepada seluruh elemen masyarakat Kota Yogyakarta,” katanya.

Ia meneruskan, sebagai kegiatan berjenjang yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta hingga tingkat DIY, gelaran kompetisi bahasa dan sastra ini menjadi ajang pesta tahunan bagi pelaku sastra anak, remaja, maupun dewasa di Kota Yogyakarta.

Tahun 2021 lalu, lanjut Yetty, Kota Yogyakarta berhasil meraih juara umum pada penyelenggaraan kompetisi bahasa dan sastra di tingkat DIY.

“Prestasi ini tidak lepas dari cinta, kekuatan, dan dukungan dari semua pihak, untuk melu handarbeni dan saiyeg saeka praya dalam pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan bahasa dan budaya Jawa bersama seluruh masyarakat Kota Yogyakarta,” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *