Ditopang Livin dan Kopra, Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp 19,2 Triliun
JAKARTA – Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui eksekusi strategi bisnis yang konsisten dengan mengusung peran teknologi di depan. Hasilnya, hingga kuartal III tahun 2021, perseroan mampu mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 19,23 Triliun, tumbuh 37,1% secara year on year (YoY).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja yang baik tersebut selaras dengan pemulihan kondisi perekonomian secara nasional serta terus menurunnya kasus positif COVID-19 menyusul penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan masifnya program vaksinasi ke seluruh pelosok Indonesia.
“Kami mengapresiasi konsistensi pemerintah dalam mendorong percepatan vaksinasi dan penanggulangan pandemi COVID-19. Termasuk, upaya pemerintah dan regulator melalui rangkaian kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri,” kata Darmawan saat paparan kinerja Bank Mandiri triwulan III-2021 di Jakarta, Kamis (28/10/2021).
Menurut Darmawan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Hingga kuartal III tahun 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 16,93% year on year (YoY) menjadi Rp 1.021,6 triliun. Ini diimbangi dengan CASA Ratio Bank Mandiri (bank only) yang meningkat sebesar 7,15% year on year (YoY) yakni di level 74,57%.
Adapun segmen Wholesale masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan mencapai 7,93% (YoY) menjadi Rp 533 triliun. Ini didorong kinerja Commercial Banking dan Corporate Banking.
“Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah. Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM,” ujarnya.
Lebih lanjut, sampai September 2021, kredit UMKM Bank Mandiri mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 20,3% (YoY) menembus Rp 100,1 triliun. Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri dalam sembilan bulan pertama 2021 mencapai Rp 28,46 Triliun kepada lebih dari 291 Ribu debitur. Selaras arahan pemerintah, penyaluran KUR utamanya disalurkan ke sektor produktif seperti pertanian, perburuan dan perikanan sebesar Rp 8,69 triliun, serta industri pengolahan dan pertambangan senilai Rp 2,3 triliun.
Pertumbuhan ini diimbangi perbaikan dari sisi kualitas kredit. Per 30 September 2021, posisi non-performing loan (NPL) gross Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menurun 37 basis poin (bps) YoY ke level 2,96%. Meski NPL relatif menurun, perseroan terus melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.486 bps secara tahunan menjadi 230,01%.
“Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami menjaga pembentukan pencadangan untuk memastikan relevansi kualitas kredit dengan kondisi eksisting. Per September 2021 (YTD), Bank Mandiri membukukan biaya CKPN secara konsolidasi sebesar Rp 16,4 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai,” imbuh Darmawan.
Perseroan juga berhasil menjaga likuiditas yang tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dari sebesar Rp 1.024 rriliun pada September 2020 menjadi Rp 1.214 triliun di akhir September 2021 secara konsolidasi atau tumbuh 18,5% (YoY) secara konsolidasi.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini disumbang dari sisi dana murah atau current account and saving account (CASA) yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (YTD) Bank Mandiri (bank only) di angka 1,62 %. Pertumbuhan CASA dan penyaluran kredit yang positif sampai tahun berjalan 30 September 2021 menghasilkan peningkatan aset perseroan secara konsolidasi yang mencapai Rp 1.637,95 triliun, meningkat 16,44% (YoY).
Restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 juga menunjukan tren yang melandai seiring percepatan pemulihan ekonomi. Per tanggal 30 September 2021, total restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar Rp 90,1 triliun mengalami penurunan dibandingkan periode akhir tahun 2020, sebesar Rp. 93,3 triliun.
“Pencapaian kinerja positif Bank Mandiri di Kuartal III tahun 2021 menunjukkan geliat pertumbuhan mulai terjadi. Kami secara berkala memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” katanya.(*)